Monday, August 22, 2011

Kisah Sukses TK "Belajar Mandiri"

TK “Belajar Mandiri” adalah salah satu program pendidikan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Mandiri Indonesia sejak tahun 2000 untuk membantu anak-anak prasejahtera mendapat pendidikan anak usia dini (PAUD).
Sejak hadirnya TK "Belajar Mandiri" di tengah-tengah lingkungan masyarakat prasejahtera, TK "Belajar Mandiri" telah membawa sesuatu yang berdampak positif bagi anak-anak didiknya. Berikut ini adalah beberapa cerita sukses dari siswa serta alumni TK "Belajar Mandiri" :

TK “Belajar Mandiri” Area Pondok Gede (Bekasi)
Asti Haryati (Guru TK “Belajar Mandiri”)
TK “Belajar Mandiri” di area Pondok Gede banyak menghasilkan murid-murid yang berprestasi. Hal ini dapat dilihat dari antusiasnya lingkungan sekitar untuk mendaftarkan anak-anak mereka untuk bersekolah di TK “Belajar Mandiri”.
Karena setiap lulusan TK “Belajar Mandiri” sebagian besar sudah bisa “CALISTUNG” (baca, tulis dan berhitung). Hal ini terbukti dengan setiap lulusan dari TK “Belajar Mandiri” rata-rata mendapat peringkat 10 besar di SD tempat mereka melanjutkan pendidikan SD.
Contohnya di SD Jati Rangga 1 (Kranggan – Bekasi). Peringkat 1-3 di kelas 1 diraih oleh lulusan dari TK “Belajar Mandiri” :
Peringkat 1         :  Fazanur Salsabila.
Peringkat 2         :  Bido Febrian.
Peringkat 3         :  Heri Wahyudi.
Bukan hanya itu di sekolah yang berbeda lulusan TK “Belajar Mandiri” juga masuk peringkat 10 besar. Misalnya : Ari Adi Wijaya mendapat peringkat 1 di SD Jati Rangga 4 (Kranggan), Yuriska mendapat peringkat 10 besar di Jati Rangga Pasar (Kranggan). Dengan adanya bukti tersebut, TK “Belajar Mandiri” telah menghasilkan murid-murid berprestasi.

TK “Belajar Mandiri” Area Rawa Sengon (Jakarta)
Evi Grace (Guru TK “Belajar Mandiri”)
Prasetyo (Pras) adalah alumni TK “Belajar Mandiri” yang saat ini sudah kelas 6 SD, ia mendapatkan prestasi yang membanggakan. Semenjak lulus dari TK “Belajar Mandiri” Pras telah pandai membaca dan berhitung. Sehingga ketika masuk SD, Pras jadi anak yang paling pandai, karena pada saat itu banyak teman-temannya yang belum bisa membaca dan berhitung. Pras juga dengan mudah menyerap ilmu yang diberikan oleh gurunya, karena sudah ada pembekalan dari TK.
Prasetyo semenjak kelas 1 SD selalu mendapatkan peringkat 1 hingga dia naik kelas 6 SD. Orangtua Pras pun mengatakan, “semua itu didapat dari pembekalan semenjak belajar di TK “Belajar Mandiri”.
TK “Belajar Mandiri” memberikan kualitas terbaik walaupun dengan biaya yang murah.

TK “Belajar Mandiri” Area Nalo (Jakarta)
Oktavia (Guru TK “Belajar Mandiri”)
Dengan adanya TK “Belajar Mandiri” di daerah Nalo Pademangan ini, banyak keluarga prasejahtera merasa sangat senang dan tertolong.
Misalnya keluarga Bp Edi (orangtua dari Ainun – TK A) yang bekerja sebagai Tukang Parkir sedangkan istrinya (Ibu Muniroh) sebagai ibu rumah tangga. Mereka  memiliki 7 orang anak dan termasuk keluarga prasejahtera. Mereka berpendapat biaya pendidikan TK itu mahal dan hanya dapat dinikmati oleh orang-orang kaya saja, sehingga mereka tidak tahu akan menyekolahkan anaknya dimana. Terlebih syarat untuk masuk SD, seorang anak harus bisa membaca, menulis dan berhitung. 
Namun dengan adanya TK “Belajar Mandiri”, orang tua Ainun merasa sangat tertolong. Selain telah menghasilkan murid-murid berprestasi, biayanya juga murah dan bisa dicicil. Dengan begitu, sekalipun termasuk keluarga prasejahtera, anaknya bisa mendapatkan dan merasakan bersekolah di TK. Untuk persiapan anaknya masuk ke SD.

No comments:

Post a Comment