Monday, September 26, 2011

Apakah Anda bersedia menjadi perubah bangsa ini ?

Tahukah Anda bahwa pada tahun 2011, diperkirakan sekitar 11.5 juta anak di Indonesia tidak dapat menikmati Pendidikan Usia Dini - www.paud.depdiknas.go.id/index.php/menu-utama/berita


Tahukah Anda bahwa berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, dari sekitar 28.5 juta balita di Indonesia, masih terdapat 3.7 juta balita yang mengalami kurang gizi dan sekitar 1.4 juta balita mengalami gizi buruh - www.healthkompas.com/read/2011/2012

Tahukah Anda bahwa pada tahun 2014 diperkirakan masih terdapat 8.3 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati Pendidikan Anak Usia Dini ? - www.paud.depdiknas.go.id/indes.php/menu-utama/berita

Jika Anda ingin membuat perubahan untuk mereka, mari bergabung bersama Yayasan Bina Mandiri Indonesia untuk melahirkan generasi baru yang cerdas, sehat dan berkarakter.

Kisah TK “Belajar Mandiri” bagi murid dan keluarganya.

Kehadiran TK “Belajar Mandiri” di lingkungan pra sejahtera telah menghadirkan cerita tersendiri bagi murid-murid maupun bagi keluarganya. Dari program Belajar-Mengajar, Karya Wisata, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) maupun hal lainnya. Berikut ini adalah beberapa kisah berdasarkan pengalaman dari Orang Tua dan Murid TK “Belajar mandiri” :




Sofian – TK “Belajar Mandiri” (Rawa Bebek )

                Pada bulan Agustus 2011, melalui pemeriksaan kesehatan siswa di TK Belajar Mandiri Rawa Bebek, Sofian murid TK B sudah sebulan lamanya di dalam telinganya kemasukan mainan kecil dari plastik.

Orang tua tidak dapat membawa ke Rumah Sakit karena faktor biaya. Saya tidak punya pekerjaan,  istri saya juga buruh kasar, jadi saya tidak sanggup membawa Sofian ke dokter, jadi benda itu ada ditelinganya selama sebulan”.

Sofian lalu dibawa ke Rumah Sakit untuk diobati atas biaya Yayasan Bina Mandiri Indonesia. Orang tua Sofian sangat bersukacita. “Saya sangat berterimakasih kepada Yayasan, karena memperhatikan kondisi kesehatan anak saya, sehingga kami dari keluarga yang tidak mampu bisa menyekolahkan anak. Juga anak-anak kami jadi sehat, semoga Tuhan membalas kebaikan Yayasan”.




Ibu Lin Marwati (orang tua Alisya) – TK “Belajar Mandiri” (Cipinang)

Mulai tahun ajaran 2011/2012 TK “Belajar Mandiri” area Cipinang dipindahkan ke lokasi yang lebih luas dan nyaman namun cukup jauh dari lokasi TK sebelumnya. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat orang tua dan murid untuk tetap sekolah di lokasi sekolah yang baru.

Lin Marwati (orang tua Alisya murid TK B) tetap semangat mengantar jemput Alisya. ”Saya tidak memindahkan anak saya ke TK lain, karena saya lihat TK “Belajar Mandiri” berbeda dengan TK lain. Pelajarannya bagus, kegiatannya banyak, biayanya juga sangat murah, anak-anak juga banyak mengalami perubahan baik. Semenjak sekolah di sini, Alisya jadi anak yang baik, taat, rajin berdoa, sopan dan mandiri, jadi walaupun agak jauh saya mau Alisya tetap sekolah di TK Belajar Mandiri”.





Ibu Marta (orang tua Welma) – TK “Belajar Mandiri” (Sunter)

Pada TK “Belajar Mandiri” area Sunter terdapat beberapa murid TK yang diberikan subsidi dari Yayasan karena pendapatan orang tua yang amat minim.

Marta (orang tua murid Welma) adalah orang tua tunggal, yang bekerja sebagai tukang cuci harian dengan pendapatan yang tidak tetap “Anak saya 3 orang, saya juga belum tentu dapat cucian setiap hari. Untuk biaya sehari-hari saya masih dibantu oleh kakak saya.

Karena keadaan saya yang tidak mampu, pihak sekolah menolong saya berupa subsidi baju seragam, buku paket, uang gedung. Jadi biaya sekolah Welma sangat murah sekali, dan bisa dicicil. Saya sangat bersyukur, mudah-mudahan Tuhan membalas semua kebaikan pihak sekolah dan Yayasan”.





Chandra (adik dari Sri Dewi) – TK “Belajar Mandiri” (Tanah Merah)

Sri Dewi (TK B area Tanah Merah) dan keluarganya tinggal didaerah pembuangan sampah daerah Tanah Merah. Pada saat kegiatan UKS di sekolah, Ibu dari Sri Dewi yang bekerja sebagai pemulung membawa serta anaknya yang lain bernama Chandra (14 bulan) ke sekolah.
Melihat kondisi Chandra yang sangat memprihatinkan, maka Guru yang bertugas meminta dokter yang sedang bertugas untuk memeriksa kondisi Chandra.
Walapun Chandra bukan siswa TK Mandiri, namun melihat kondisi kesehatan dan keluarga Sri Dewi, maka Yayasan memberikan tindakan peningkatan gizi, berupa pemberian vitamin dan susu secara rutin kepada Chandra.
Ibu Sri Dewi memberi kesaksian tentang ini, “Saya sangat berterimakasih pada pihak sekolah. Anak saya Chandra memang sakit sejak lahir, sehingga dia kurus sekali dan kata dokter sekolah kurang gizi. Ternyata pihak sekolah langsung menolong saya, walaupun anak saya Chandra bukan siswa di Tk, tapi karena Sri kakaknya sekolah di TK Mandiri, jadi Chandra juga bisa tertolong. Anak saya sekarang bisa minum susu setiap hari”.




Alvin Dwi Syaputra – TK “Belajar Mandiri” (Kebun Sayur)

Pada bulan Agustus 2011, 183 siswa  TK “Belajar Mandiri”  dari area Nalo, Sunter, Kebun Sayur dan Rawa Bebek melakukan karyawisata ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Siswa dibawa mengunjungi rumah-rumah adat yang mewakili wilayah-wilayah Indonesia. Alvin Dwi Syaputra (siswa TK B Kebun Sayur) mengungkapkan perasaannya dalam bukunya sebagai berikut “Aku senang sekolah di TK “Belajar Mandiri” karena aku jadi bisa mengunjungi TMII. Aku bisa lihat rumah-rumah adat yang ada di Indonesia, tidak harus pergi jauh-jauh. Aku juga jadi bangga menjadi bangsa Indonesia, meskipun berbeda suku dan agama tapi tetap satu juga”.

Wednesday, September 7, 2011

Karya Wisata TK "Belajar Mandiri" Ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Wajah antusias dan ceria menghiasi keberangkatan murid-murid TK “Belajar Mandiri” ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 9 Agustus 2011 yang lalu, untuk melakukan program Study Tour pertama mereka di awal tahun ajaran baru 2011-2012 ini.
4 (empat) area TK “Belajar Mandiri” yang terlibat kali ini adalah :
-   Area Nalo                   42 murid
-   Area Kebun Sayur       32 murid
-   Area Sunter                35 murid
-   Area Rawa Bebek       32 murid
Total                141 murid.

Kunjungan diawali dengan mengunjungi beberapa rumah adat, seperti : Jambi, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Nangroe Aceh Darrusalam dll. Di tempat itu mereka juga diperkenalkan dengan kebudayaan dan sejarah dari daerah tersebut. Tanpa lelah mereka semua bertanya dan mendengarkan Ibu Guru dalam menjelaskan semua informasi yang ada, bahkan ketika sudah waktunya untuk kembali pulang merekapun masih ingin mengunjungi beberapa lokasi lagi.

Berikut ini adalah beberapa kisah dari murid TK “Belajar Mandiri” yang mengikuti Study Tour ke TMII :

Dhea (TK B - TK “Belajar Mandiri” area Kb. Sayur)
Pada hari Selasa, aku pergi ke Taman Mini bersama teman-teman TK “Belajar Mandiri” lainnya. Saya senang diajak ke Taman Mini. Karena disana saya diajak melihat rumah adat, seperti rumah adat Batak, Padang, Aceh dan masih banyak lagi. Saya juga melihat pesawat, kereta gantung dan senjata jaman dulu. Terima kasih Ibu Guru..

Vincent (TK A – TK “Belajar Mandiri” area Rawa Bebek)
Vien pergi dengan teman-teman naik bis. Sampai di Taman Mini, Vien bertemu teman-teman TK “Belajar Mandiri” yang lain. Di Taman Mini, Vien lihat patung gajah, kuda, singa dan harimau. Vien dan teman-teman juga naik keatas patung singanya.
Vien juga diajak ke rumah-rumah adat, disana ada senjata jaman dulu dan ada tempat duduk Raja dan Ratunya. Tapi Vien nggak boleh duduk disana..  Terus, Vien juga diajak muter-muter keliling Taman Mini. Liat kereta gantung yang jalannya pelan-pelan. Selesai makan, Vien sama teman-teman pulang. Kapan-kapan pengen balik ke Taman Mini lagi ah.. Terima kasih Ibu Guru..