Monday, October 29, 2012

Program Peningkatan Gizi Siswa

Minum susu bersama
Program Minum Susu di Sekolah

Pada setiap awal tahun ajaran baru, kami mengadakan pengukuran status gizi siswa TK Belajar Mandiri. Hasil pengukuran ini menentukan program selanjutnya untuk meningkatkan status gizi siswa. 
Target status gizi setiap siswa yang lulus TK B dari TK Belajar Mandiri adalah mencapai status "baik". 

Hasil pengukuran pada bulan Agustus 2012 menunjukkan dari 402 siswa 30% diantaranya berstatus gizi "kurang" - sebuah angka yang lebih baik dibandingkan hasil pengukuran tahun lalu yang mencapai 61%. 

Murid TK Belajar Mandiri di NTT minum susu bersama
Program peningkatan gizi yang dilakukan adalah siswa minum susu bersama. Susu diberikan hampir setiap hari tergantung  status gizi siswa. Bila perlu, siswa diberi minum susu setiap hari.
Mengapa susu? karena susu adalah salah satu sumber gizi yang paling lengkap, mudah disiapkan di kelas dan cepat meningkatkan gizi anak. 

Beberapa waktu lalu kami masih menyiapkan makanan gizi tambahan bagi siswa, namun kami menghentikannya karena terbukti tidak banyak berdampak meningkatkan gizi para siswa. Disamping penyiapannya yang memakan banyak energi, waktu dan biaya. 


Ibu guru Sukarsih (TK di Kebun Sayur) 
sedang mempersiapkan  susu untuk diminum
Susu disiapkan oleh guru dengan dibantu oleh orang siswa secara bergiliran. 

"Terima kasih atas kepedulian dari Ibu guru untuk membantu meningkatkan gizi dan kecerdasan anak saya. Anak saya mengalami gizi buruk, karena penghasilan saya sehari hari hanya Rp 5,000 sebagai pemulung. Saya tidak dapat memberikan makanan lain selain nasi engking kepada anak saya", tutur Ibu Yati ( orang tua murid Tanah Merah ).

Terima kasih kepada para donatur yang menolong sehingga program minum susu ini dapat terlaksana di semua TK Belajar Mandiri. 

Semoga semua anak Indonesia tidak ada lagi yang kurang gizi. 

Wednesday, October 24, 2012

Program Cuci Tangan Pakai Sabun


15 OKTOBER : HARI CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEDUNIA 


Tanggal 15 Oktober ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) sebagai hari Cuci Tangan Pakai Sabun   (CTPS) Sedunia. Pertanyaannya adalah : apa yang membuat cuci tangan pakai sabun sebagai aktivitas yang penting sehingga sampai PBB memperingatinya setiap tahun? 

Ternyata CTPS merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit yang menjadi penyebab kematian anak balita yaitu diare dan pneumonia. Lebih dari 200 jiwa anak balita meninggal setiap jamnya di seluruh dunia akibat 2 penyakit ini. Penyakit lain yang dicegah penularannya dengan tindakan CTPS adalah : cacingan, flu, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernafasan. 

Kapan waktu mencuci tangan pakai sabun? Beberapa kegiatan yang harus diakhiri dengan mencuci tangan:
  • sesudah menceboki bayi / anak, 
  • sesudah Buang Air Besar, 
  • sesudah memegang binatang/ unggas, 
  • sesudah membersihkan / membuang sampah, 
  • sesudah bermain di lantai atau tanah
  • sesudah bersin / batuk - dimana kita menutup hidung / mulut dengan tangan 
Beberapa kegiatan yang harus diawali dengan mencuci tangan:
  • sebelum makan 
  • sebelum menyiapkan makanan 
  • sebelum menyusui bayi atau membuat susu bagi bayi. 
Murid-murid TK Rawa Sengon
sedang mencuci tangan
CTPS demikian penting bagi kesehatan anak balita. Tantangannya adalah adalah menjadikan CTPS sebagai kebiasaan / budaya yang melekat dalam pikiran anak anak. 

Salah satu program sekolah TK Belajar Mandiri setiap tahunnnya adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang meliputi 2 kegiatan yaitu mencuci tangan pakai sabun dan menggosok gigi. Kedua kegiatan ini dilakukan setiap hari di kelas. Tujuannya adalah untuk membangun budaya cuci tangan dan menggosok gigi dalam diri anak murid TK Belajar Mandiri. 




Murid TK Belajar Mandiri di desa Hiliamaeta 
(Nias) mencuci tangan

Murid TK Belajar Mandiri di Nalo














Setiap hari, seluruh murid  mempraktekkan cuci tangan pakai sabun terutama pada saat sebelum makan dan sesudah dari  toilet.

Kami melakukan sosialisasi CTPS kepada para orang tua murid dalam program Wajib Belajar Bersama  yang digelar pada tanggal 15 Oktober 2012. Orang tua murid harus mengetahui pentingnya CTPS ini dan mempraktekkannya di rumah, serta mendukung anak mencuci tangan di rumah. 

Orang tua amat senang dengan sosialisasi ini.  Beberapa orang tua murid  melaporkan, ternyata anak anak mereka sangat antusias mencuci tangan di rumah. Anak mereka yang biasanya lupa, sudah dapat otomatis mencuci tangannya tanpa disuruh orang tua. Ada juga murid TK yang malah mengingatkan orang tuanya bila makan tanpa mencuci tangan terlebih dulu. Hebat! 

Ayo, anak Indonesia - makin sehat dengan cuci tangan pakai sabun! 


Wednesday, October 17, 2012

Program Pendampingan di Desa Kadahang

Setelah menyelesaikan  pelatihan guru dan kurikulum di Desa Kawangu (lihat tulisan sebelum ini), maka Yayasan Bina Mandiri Indonesia mengadakan pendampingan di 3 desa yaitu desa Kadahang, Kawangu dan Kombapari.  

Di desa Kadahang terdapat sekolah TK yang diprakarsai oleh ibu Ance, istri dari seorang tokoh masyarakat di sana yaitu bapak Andrias. Sekolah ini dimulai pada tahun 2008, sebagai wujud dari keprihatinan pasangan suami istri ini terhadap rendahnya mutu pendidikan anak - anak di desa mereka. 


Murid TK sedang belajar di salah satu TK (tampak dalam) 
Salah satu TK - tampak luar
TK lain yang dikelola oleh ibu An

suasana belajar dalam TK 


Praktek mengajar di luar kelas
Proses pendampingan dilakukan kepada 6 guru. Proses pendampingan dimulai dengan fasilitator memberikan contoh mengajar lebih dahulu yang disaksikan oleh para guru.

Setelah itu, setiap guru mendapat kesempatan mempraktekkan apa yang dipelajari. Fasilitator lalu memberikan umpan balik kepada setiap guru. 
praktek mengajar dalam kelas

Selesai mengajar, para guru melanjutkan kegiatan dengan  membuat Rencana Kegiatan Harian yaitu rencana  yang akan mereka ajarkan esok hari. Terkadang diskusi berlanjut sampai malam hari. Hal ini dimungkinkan karena Fasilitator dan para guru selama proses pendampingan tinggal menginap di rumah bu An. 
Fasilitator Yayasan Bina Mandiri
Melalui proses pendampingan yang intens ini, maka kualitas guru menjadi meningkat. 

Selamat mengajar para guru!